
Pada posting ini aku lampirkan tabel perbandingan mikrokontroler AVR. Tabel ini bisa menjadi referensi kita untuk memilih mikrokontroler yang tepat sesuai kebutuhan desain.
link : AVR Microcontroller Selection Guide



Setelah dikuatkan, kemudian sinyal masuk ke rangkaian filter. Frekuensi dari filter ini berbeda-beda untuk berbagai macam potensial tubuh. Pada ECG, frekuensi filter terbagi jadi 2 mode, yaitu monitoring dan analysis. Range frekuensi mode analysis lebih luas agar ECG lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan jantung yang mungkin terjadi.
Setelah memfilter frekuensi yang diperlukan, maka perlu dibuat notch filter untuk menyaring frekuensi dari jala-jala yang menginterfensi tubuh melalui udara. Filter ini harus mempunyai attenuasi yang besar dan bandwidth yang sangat sempit, karena tegangan interfensi ini amplitudonya jauh lebih besar dari sinyal yang dihasilkan jantung sendiri.



Code RTL yang telah disintesis dapat didownloadkan di target FPGA Xilinx dengan menggunakan cable programming. Salah satunya adalah dengan Xilinx Parallel Cable III. Mode yang dapat didukung dari Parallel Cable III adalah Serial dan JTAG.
Aku tidak menemukan harga referensi Parallel Cable III, tapi penerusnya yaitu Parallel IV dijual dengan harga $80.00 (Avnet). Wew, lumayan juga. Padahal rangkaiannya cuma sederhana. Terdiri dari beberapa buffer dan disambungkan ke parallel port. Panjang kabel yang biasa dipakai sekitar dua meter. Bila ada waktu aku akan mencoba untuk membuatnya.
Penerus dari Parallel Cable III ini adalah Parallel Cable IV. Untuk Parallel Cable IV aku belum menemukan rangkaiannya. Nanti setelah menemukan akan segera kuupdate lagi.
CodeVision AVR adalah salah satu program yang sangat populer semasa aku kuliah. Dengan program ini, pekerjaan coding menjadi sangat mudah. Template dan library yang tersedia cukup lengkap, mulai dari koneksi serial, SPI, I2C, ADC dll. CodeVision mendukung semua mikrokontroler ATmega sejauh yang kuketahui sedangkan kode program dapat ditulis dalam bahasa C.
Aku sudah berusaha searching jenis-jenis ADC, tapi aku belum menemukan arsitektur seperti ini. Yang paling mendekati adalah jenis SAR ADC. Tetapi arsitektur ini tidak memiliki register. Mirip dengan flash ADC, proses konversi langsung menghasilkan output seketika, tidak mengalami delay clock.  Satu-satunya penyebab delay adalah propagasi komponen analog(op-amp) yang digunakan.
Parameter-parameter variable dari efek ini adalah Regeneration, Delay dan Mix.
Timing Diagram dari rangkaian di atas seperti tergambar di bawah ini.
Mudah-mudahan bisa segera terealisasikan.
Gambar di atas adalah rangkaian toggle switch yang bisa kita aplikasikan pada power supply sebuah perangkat. Dengan menggunakan rangkaian ini, maka menghidup-matikan perangkat bisa dengan tombol push-on. Bila tombol push-on kita tekan selama beberapa detik, maka ic counter akan berubah status. Lama delay push button dapat diatur dengan mengubah nilai C2. Semakin besar C2, semakin lama delay yang timbul. Jika C2 dihilangkan maka delay akan hilang sehingga rangkaian bekerja sebagai toggle switch biasa.
Meskipun aku menemukan kejanggalan di atas, aku hanya bertugas debug dan solder. Aku yakin sang desainer pasti lebih paham dengan desainnya, jadi mungkin punya alasan lain yang belum kuketahui mengapa membuat rangkaian seperti itu. Aku di sini hanya membantu, jadi ga perlu neko-neko. Cukup duduk manis jadi tukang servis, yang penting dapat gaji untuk menghidupi anak istri (amin... :-).

Ada tipe gembok kombinasi yang lain, yaitu Push-Button Combination Lock. Gembok ini memiliki 10 buah tombol berangka yang bisa dipencet satu satu. Untuk gembok jenis ini berapakah kombinasi yang mungkin?